Mengapa “UI/UX” itu istilah yang salah

Dalam interaksi di dunia online, kita sering sekali menemukan istilah “UI/UX” dipakai untuk mencerminkan aktivitas perancangan pengalaman pengguna.

Sering juga kita menemukan dalam komunikasi di dunia kerja cetusan semisal “UI masih nunggu UX” saat mengacu pada belum siapnya wireframe atau wireflow.

Padahal, jika mengacu kepada Don Norman, pionir gerakan User Experience Design, definisi UX adalah:

"User experience" encompasses all aspects of the end-user's interaction with the company, its services, and its products. ~ Don Norman, Nielsen Norman Group

Jika diterjemahkan,

"User Experience (pengalaman pengguna) mencakup semua aspek dari interaksi pengguna akhir dengan perusahaan, layanan-layanannya, dan produk-produknya."

Atau disederhanakan menjadi,

"User experience adalah keseluruhan aspek interaksi antara pelanggan dengan suatu perusahaan, layanan, dan produk nya."

Alhasil, UX bukanlah proses penciptaan wireframe, atau “tahapan sebelum UI”, tapi UX adalah keseluruhan proses desain itu sendiri, yang salahsatunya termasuk perancangan UI.

UX adalah “umbrella term” dari beragam aktivitas terkait penciptaan pengalaman pengguna yang menyenangkan.

Rata-rata ajang dan konferensi internasional pun mengusung judul “UX”, misalnya:

Experience Design Hierarchy

Lantas yang biasa dimaksud “UX” dalam konteks “UI/UX” itu apa?

Istilah yang dipakai di banyak perusahaan dan organisasi profesi adalah “Interaction Design (IxD)”, salahsatu disiplin di bawah payung istilah User Experience Design.

UX hanya mencakup desain?

Dalam praktiknya UX bahkan melibatkan juga divisi dan role lain di suatu perusahaan karena interaksi antara pelanggan dan suatu perusahaan terjadi sejak sebelum ia menggunakan aplikasi yang perusahaan buat.

Misalnya dengan team Marketing, saat menonton iklan TV yang menginformasikan produk dan layanan yang perusahaan tawarkan, lalu dengan team Sales, saat mempertimbangkan paket langganan mana yang akan dipilih. Atau, dengan team Customer Service saat harus meminta kejelasan terkait produk, layanan, dan lainnya.

Alhasil, untuk aktivitas UX design yang khusus terkait perancangan aplikasi saja, istilah yang lebih tepat adalah Digital Product Designer, atau “Product Designer” saja.

Ada berapa banyak jenis UI?

Secara definisi, UI (User Interface) adalah fasilitas interaksi antara pengguna dengan aplikasi. Walaupun istilah UI identik dengan tampilan visual, namun kenyataannya ada banyak ragam UI, misalnya Voice UI, Haptic UI, Gesture UI, tapi yang paling umum memang Graphical User Interface (GUI).

Jika diibaratkan restoran, maka UI adalah piring, sendok, garpu, pisau, dan gelas, yang kita gunakan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang dijual restoran tersebut, sedangkan UX adalah gabungan dari pemilihan alat makan, desain interior, musik, dan layanan reservasi yang membantu terciptanya pengalaman makan yang berkesan.

Selain UI, ada banyak bagian lain dari UX, misalnya: Interaction Design, UX Writing, UX Illustration, Animasi, Sound effect, dan Information Architecture, yang akan kita bahas di artikel lain. (byms)

Interaction Designer bukanlah Interactive Designer

Istilah “Interaction Design (IXD)” bagi mereka yang merancang konsep desain produk digital seringkali disalahpahami sebagai perancang komponen visual interaktif, seperti dicakup oleh istilah “interactive multimedia” yang menurut Brittanica adalah:

“… any computer-delivered electronic system that allows the user to control, combine, and manipulate different types of media, such as text, sound, video…”,

… atau diterjemahkan menjadi,

“… sistem elektronik apapun yang bertenaga komputer dan mengijinkan pengguna untuk mengendalikan, mengkombinasikan, dan memanipulasi aneka jenis media, misalnya text, suara, video…”

Sistem elektronik yang dimaksud misalnya Personal Computer (PC), video games, kiosk, tablet, smart watch, dan lainnya.

Sementara kata “interaction” dalam “Interaction Design (IXD)”, sebagaimana studi “Human-Computer Interaction (HCI)” kalau mengacu ke Adobe adalah,

“… interaction between people and computers as well as the design of the computer interface…”

… atau diterjemahkan menjadi,

“… interaksi (hubungan saling mempengaruhi), antara manusia dan komputer, termasuk perancangan antarmuka komputer…”

Alhasil, beda dua huruf terakhir saja, “ive” dan “ion”, maksudnya akan sangat berbeda.

Three spidermans pointing at each other, each representing different profession, interaction designer, interactive multimedia designer, and ui/ux designer

Adapun masyarakat Indonesia (termasuk banyak startup founders), secara sejarah lebih familiar dengan “interactive design” sebagai bagian dari multimedia design yang marak di akhir tahun ’90 an dalam bentuk interactive CD, dan dilanjutkan dengan kemunculan teknologi Flash, hingga kemundurannya saat Flash tidak lagi didukung oleh browsers.

Alhasil, kadang masih terjadi kesalahpahaman bahwa tugas seorang Interaction Designer (IXD) mencakup pembuatan micro interaction, atau animasi perubahan tampilan sebagai reaksi atas aksi pengguna (atau perubahan sistem), padahal ini kualifikasi yang lebih condong ke arah User Interface Designer (UID) atau Visual Designer. (byms)